Pembelajaran mendalam (deep learning) adalah pendekatan yang menekankan pada penciptaan suasana belajar yang berkesadaran (mindful), bermakna (meaningful), dan menggembirakan (joyful) melalui olah pikir, olah hati, olah rasa, dan olah raga secara holistik dan terpadu. Pendekatan ini memuliakan peserta didik dan menekankan pada proses pembelajaran yang aktif dan reflektif. Pembelajaran mendalam bertujuan untuk mengembangkan delapan dimensi profil lulusan yang mencakup keimanan dan ketakwaan, kewarganegaraan, penalaran kritis, kreativitas, kolaborasi, kemandirian, kesehatan, dan komunikasi.

Dalam implementasinya, pembelajaran mendalam berfokus pada pengalaman belajar autentik dan mengutamakan praktik nyata, serta mendorong keterampilan berpikir tingkat tinggi dan kolaborasi. Pembelajaran tidak hanya berorientasi pada penguasaan konten, tetapi juga pada kemampuan mengaplikasikan pengetahuan dalam situasi nyata. Peserta didik diharapkan dapat menerapkan pengetahuan mereka ke dalam konteks baru dan mengembangkan pemahaman mendalam tentang konsep-konsep yang dipelajari. Proses belajar juga melibatkan refleksi diri (self-regulation) dimana peserta didik mengevaluasi dan memaknai proses belajar mereka.

Pembelajaran mendalam juga didukung oleh pemanfaatan teknologi digital untuk menciptakan pembelajaran yang lebih interaktif, kolaboratif, dan kontekstual. Selain itu, kemitraan pembelajaran yang melibatkan guru, peserta didik, orang tua, komunitas, dan mitra profesional juga penting untuk mendukung implementasi pembelajaran mendalam. Secara keseluruhan, pembelajaran mendalam adalah pendekatan yang holistik yang bertujuan untuk menciptakan pengalaman belajar yang berkesan dan bermakna bagi peserta didik, dan mengembangkan potensi mereka secara optimal.


Pembelajaran mendalam memiliki beberapa kriteria utama yang menjadi landasan dalam proses belajar mengajar. Kriteria-kriteria ini mencakup aspek-aspek penting yang memastikan pembelajaran berlangsung secara efektif dan bermakna. Berikut adalah kriteria pembelajaran mendalam:


  1. Berkesadaran (Mindful)
    Pembelajaran harus menciptakan suasana di mana peserta didik memiliki kesadaran untuk menjadi pembelajar aktif dan mampu meregulasi diri. Ini berarti peserta didik memahami tujuan pembelajaran, termotivasi secara intrinsik, dan aktif mengembangkan strategi belajar untuk mencapai tujuan. Contohnya, guru dapat mengajak siswa berdiskusi tentang relevansi materi dengan kehidupan mereka, sementara siswa membuat jurnal belajar untuk mengevaluasi proses belajar mereka.

  2. Bermakna (Meaningful)
    Pembelajaran harus bermakna, artinya peserta didik dapat menerapkan pengetahuan yang mereka peroleh ke dalam situasi nyata. Proses belajar tidak hanya berfokus pada pemahaman informasi, tetapi juga pada kemampuan mengaplikasikan pengetahuan. Misalnya, siswa dapat mempelajari konsep matematika tentang bangun ruang dan menerapkannya dalam proyek membuat model arsitektur.

  3. Menggembirakan (Joyful)
    Pembelajaran harus menciptakan suasana yang positif, menantang, menyenangkan, dan memotivasi. Rasa senang dalam belajar membantu peserta didik terhubung secara emosional, sehingga lebih mudah memahami, mengingat, dan menerapkan pengetahuan. Contohnya, guru dapat menggunakan permainan atau simulasi untuk menjelaskan konsep yang sulit.

  4. Olah Pikir, Olah Hati, Olah Rasa, dan Olah Raga
    Pembelajaran mendalam harus melibatkan pengembangan holistik melalui olah pikir (intelektual), olah hati (etika), olah rasa (estetika), dan olah raga (kinestetik). Ini mencakup pengembangan kemampuan kognitif, etika, estetika, dan fisik peserta didik. Contohnya, siswa dapat belajar tentang toleransi melalui diskusi kelompok, membuat karya seni, dan melakukan aktivitas fisik bersama.

  5. Pengalaman Belajar Autentik
    Pembelajaran mendalam berfokus pada pengalaman belajar yang autentik, di mana peserta didik terlibat dalam kegiatan yang relevan dengan kehidupan nyata. Misalnya, siswa dapat melakukan penelitian lapangan tentang isu lingkungan dan merancang solusi yang dapat diterapkan di komunitas mereka.

  6. Praktik Nyata
    Pembelajaran mendalam mengutamakan praktik nyata, bukan hanya teori. Siswa diajak untuk mengaplikasikan pengetahuan mereka dalam proyek atau kegiatan yang konkret. Contohnya, siswa dapat merancang dan mengimplementasikan kampanye sosial tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.

  7. Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi (HOTS)
    Pembelajaran mendalam mendorong pengembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi, seperti analisis, evaluasi, dan sintesis. Misalnya, siswa dapat menganalisis penyebab dan dampak suatu peristiwa sejarah, kemudian merumuskan pandangan mereka sendiri.

  8. Kolaborasi
    Kolaborasi antar peserta didik sangat ditekankan dalam pembelajaran mendalam. Siswa diajak untuk bekerja sama dalam tim untuk menyelesaikan proyek yang membutuhkan kerjasama dan pembagian tugas. Contohnya, siswa dapat berkolaborasi dalam membuat presentasi kreatif tentang tokoh sejarah favorit mereka.

Contoh Penerapan Pembelajaran Mendalam

Pembelajaran mendalam dapat diimplementasikan dalam berbagai bentuk kegiatan belajar mengajar. Berikut beberapa contoh penerapannya:

  1. Berkesadaran (Mindful)

    • Siswa membuat jurnal belajar untuk mencatat strategi belajar, kesulitan yang dihadapi, dan cara mengatasinya.

    • Guru mengajak siswa berdiskusi tentang tujuan pembelajaran dan relevansinya dengan kehidupan mereka.

  2. Bermakna (Meaningful)

    • Siswa mempelajari konsep matematika tentang bangun ruang dan menerapkannya dalam proyek membuat model arsitektur.

    • Siswa melakukan studi kasus tentang masalah lingkungan dan merancang solusi yang dapat diterapkan di komunitas mereka.

  3. Menggembirakan (Joyful)

    • Guru menggunakan permainan dan simulasi untuk menjelaskan konsep yang sulit, sehingga siswa merasa terlibat dan bersemangat.

    • Siswa membuat presentasi kreatif tentang tokoh sejarah favorit mereka, sehingga mereka lebih menghargai dan terinspirasi oleh tokoh tersebut.

  4. Olah Pikir, Olah Hati, Olah Rasa, dan Olah Raga

    • Siswa belajar tentang toleransi melalui diskusi kelompok, membuat karya seni yang mencerminkan keberagaman, dan melakukan aktivitas fisik bersama.

    • Siswa mengikuti kegiatan outbound yang menggabungkan pembelajaran kognitif, emosional, dan fisik.

  5. Pengalaman Belajar Autentik dan Praktik Nyata

    • Siswa melakukan penelitian lapangan untuk mengumpulkan data tentang isu sosial atau lingkungan.

    • Siswa merancang dan mengimplementasikan proyek sosial, seperti kampanye anti-bullying di sekolah.

  6. Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi (HOTS)

    • Siswa menganalisis penyebab dan dampak suatu peristiwa sejarah, kemudian merumuskan pandangan mereka sendiri.

    • Siswa diajak untuk memecahkan masalah kompleks melalui diskusi dan debat.

  7. Kolaborasi

    • Siswa bekerja dalam tim untuk menyelesaikan proyek yang membutuhkan kerjasama dan pembagian tugas.


    • Siswa menggunakan platform online untuk berkolaborasi dalam proyek dan mengakses berbagai sumber belajar.


Peran Teknologi dan Kemitraan dalam Pembelajaran Mendalam

Pembelajaran mendalam juga didukung oleh pemanfaatan teknologi digital untuk menciptakan pembelajaran yang lebih interaktif, kolaboratif, dan kontekstual. Misalnya, siswa dapat menggunakan aplikasi atau platform online untuk berdiskusi, berbagi sumber belajar, dan menyelesaikan proyek bersama. Selain itu, kemitraan pembelajaran yang melibatkan guru, peserta didik, orang tua, komunitas, dan mitra profesional juga penting untuk mendukung implementasi pembelajaran mendalam. Kolaborasi ini memastikan bahwa pembelajaran tidak hanya terjadi di dalam kelas, tetapi juga melibatkan lingkungan sosial yang lebih luas.


Kesimpulan

Secara keseluruhan, pembelajaran mendalam adalah pendekatan holistik yang bertujuan untuk menciptakan pengalaman belajar yang berkesan dan bermakna bagi peserta didik. Melalui kriteria seperti berkesadaran, bermakna, menggembirakan, dan pengembangan holistik, pendekatan ini tidak hanya mengedepankan transfer pengetahuan, tetapi juga pengembangan keterampilan hidup dan karakter peserta didik. Dengan penerapan yang tepat, pembelajaran mendalam dapat membantu peserta didik mencapai potensi terbaik mereka dan siap menghadapi tantangan di masa depan.


Download Panduan Pembelajaran Mendalam Puskurjar Kemendikdasmen